Wilayah Kali Besar merupakan salah satu daerah hunian elit di kota Batavia, pusat perkantoran, pergudangan, dan kawasan bisnis era Kota Tua Jakarta. Barang-barang keluar dan masuk diangkut dengan kapal berbobot kecil dari dan ke Pelabuhan Sunda Kelapa melalui kanal Kali Besar dengan membayar cukai masuk di Jembatan Kota Intan. Selain fungsinya sebagai pintu gerbang laut memasuki kawasan Kali Besar, Jembatan Kota Intan berfungsi sebagai penghubung dua wilayah yang terbelah kanal ini, yakni Benteng Belanda di kotaBatavia sebelah timur dengan Benteng Inggris di sebelah kanannya.
Jembatan Kota Intan tertua adalah satu-satunya model jembatan jungkit yang masih tersisa dari Kota Tua Jakarta, tampak seakan masih berdiri kokoh di atas Kali Besar. Meski kini kunjungan wisatawan asing telah berkurang, namun pesona Kota Tua Jakarta dengan Jembatan Kota Intannya tetap memikat turis-turis asing. Terutama setiap akhir pekan dan hari Minggu pagi, wisatawan pasti berfoto dengan latar belakang Jembatan Kota Intan. Namun karena pintu pagar Jembatan Kota intan ini digembok, turis hanya bisa menyaksikan saksi tinggalan sejarah Kota Jakarta ini dari kejauhan, atau paling dekat ya berdiri di pinggir pagar.
Jembatan jungkit yang unik ini kondisinya semakin hari semakin memburuk, rusak parah, bahkan sudah memasuki tahap kritis saat-saat keruntuhannya, ambruk terkubur di dasar Kali Besar bersama tumpukan sampah yang kumuh dan bau.
Karena itu kita sebagai anak-anak penerus kotaJakarta harus menjaga sesuatu yang bernilai sejarah tinggi, karena salah satu ciri KotaJakarta adalah Jembatan Intan ini. Bila kita berkunjung ke Kota Tua rasanya belum pas bila tidak berkunjung ke Jembatan ini.(Leonora) Foto : Leonora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar